Minggu, Juli 26, 2009

KEKAKUAN

Hari itu, Kamis, 16 Juli 2009, akhirnya ia kembali mengikuti kursus TOEFL lagi seperti biasanya.
Padahal sehari sebelumnya sudah patah semangat, karena mendapat jawaban bahwa “tidak diperkenankan melanjutkan kursus karena sudah 4 (empat) kali tidak masuk”.

Itu peraturannya. Peraturan yang dibuat oleh manusia. Manusia yang harusnya luwes, tidak kaku. Dengan alasan yang tidak dibuat-buat, bahwa tidak masuk selama 4 kali karena menderita sakit demam berdarah (DB) dan harus opname di rumah sakit, peraturan itu bisa dikendorkan.

Jawaban sehari sebelumnya “tidak boleh melanjutkan kursus dengan alasan apapun juga” sungguh amat kaku. Sangat berbahaya. Lebih-lebih penolakan itu dilakukan oleh tenaga penunjang universitas yang masih muda belia. Nasib lembaga ini kelak ada di tangan mereka. Bagaimana jadinya bila mereka yang bakal mengemban dan mengiringi kebesaran Unpar bersifat sekaku itu.

Pikiran positif saja: kelak bila umur sudah menuju dewasa, mereka akan menjadi bijaksana. Mereka kini masih kanak-kanak. Mereka masih kaku. Walaupun ini sangat berbahaya, tetapi mudah-mudahan setiap mahasiswa bisa lebih memaklumi dan segera mengambil langkah yang lebih tepat dengan langsung menghadap kepada pimpinannya.

Sang dosen sendiri juga ternyata amat bijaksana. Bahkan mahasiswa yang masih sakit pun pada absensinya sudah diberi tanda olehnya. Kita sebagai pelaksana hendaknya tidak berlaku terlalu kaku. Lihat dulu alasannya. Jangan dilihat siapa yang mengatakan, tetapi dengarlah apa yang dikatakannya. Menghargai orang lain adalah tolok ukur bagaimana kita menghargai diri sendiri.

usm3, 26 Juli 2009