Kata Akhir
Doa syukur dan terimakasih, ucapan selamat dan bahagia, harapan dan doa, bertaburan disekeliling Pastor Heri Kartono, OSC. akhir-akhir ini, di sekitar tanggal 15 Agustus 2009.
Maafkan kami Mo, karena sudah menghujani Romo dengan ucapan dan doa seperti pada halaman-halaman depan buku ini. Kami tidak tahu berat-ringannya perjuangan Romo selama 25 tahun ini. Hanya Romo dan Tuhan saja yang mengetahuinya. Kami sering terjebak untuk mengkultuskan seseorang, terutama bilai tu seorang pastor. Ini semua bukan maksud kami untuk mengesampingkan pergulatan Romo yang luar biasa terhadap apa yang disebut sebagai panggilan.
Kami cuma bisa melahirkan kabahagiaan kami melalui ucapan-ucapan itu semua. Hanya itu…hanya itu..
Hidup menjadi ringan, karena homo ludens Pastor Heri. Bila hidup kami stress dan tegang, kaku dan beku, menjadi lega dan cair bila bertemu dengan Romo. Biasanya kami diajak menari, jiwa kami dipermainkan semaunya sendiri. Dan setelah itu biasanya kami bisa tersenyum lagi…. Terima kasih ya Mo…
Singkatnya kami semua menikmati Kristus melalui hidup Romo. Tuhan benar-benar lewat dan singgah dalam hidup kami, melalui pergaulan kami dengan Romo Heri. Ini yang penting. Dan ini cukuplah. Sebab hidup kami menjadi sebuah anugerah bila beriringan dengan-Nya. Jadi, Kristuslah yang hidup dalam diri kami, bukan diri kami sendiri!
Akhir kata, bertepatan dengan tahun imam pula kami hanya bisa lambungkan doa singkat kami, berulang-ulang, seperti biasanya sampai kami tertidur:
“Bapa yang maha kasih,
Tariklah Pastor Heri ke dalam pelukanMu, bila nikmat dunia menggoda.
Hiburlah dia, ketika ia merasa sendiri dan sepi,
ketika ia mengalami susah dan derita,
dan bila pengorbanannya nampak sia-sia.
Dekaplah dia senantiasa,
karena walaupun ia telah Kau anugerahi panggilan ilahi,
namun ia toh tetap memiliki hati insani dengan segala kerapuhan manusiawi.
Semoga setiap hari pikiran dan perbuatannya aman terjaga
dan menjadi teladan indah bagi seluruh umat kesayangan-Mu”.
Amin.
salam,
isnar@home.unpar.ac.id