Sabtu, Agustus 04, 2012

HATI YANG MAU TERLUKA

Selisih tagihan biaya rawat inap rumah sakit antara kelas II dan kelas III adalah sebesar Rp.  4.972.800,-. dimana  selisih ini menjadi tanggungan karyawan ybs.  Ada surat pemberitahuan kepada ybs. ttg hal itu yang ditandatangani oleh salah seorang staf Biro. Seorang staf!

Dari surat pemberitahuan itu terbaca bahwa tagihan itu akan diperhitungkan dengan gaji bulan Juli 2012, padahal besarnya gaji netto ybs. hanya Rp. 4.113.000,- Jadi tidak bisa lunas pada bulan Juli 2012. Pun, jika dipaksakan, akan membunuh karyawan ybs., karena membuat karyawan tsb. tidak bisa makan.

Karyawan tsb. berinisiatif mengajukan permohonan untuk dipotong dari gaji selama 12 bulan, karena menyadari kemampuannya untuk mencicil setiap bulannya.

Atas permohonan itu, pimpinan hanya mengabulkan untuk mencicil selama 6 bulan, sehingga setiap bulannya dipotong dari gaji ybs. sebesar Rp. 799.300,- 

Alasan agar laporan tahunan keuangan lancar/beres pada waktunya, terlalu egois, hanya berpusat pada keperluan dirinya, sama sekali tidak mempertimbangkan kebutuhan pihak lain, karyawan ybs.

Itulah kepemimpinan anak muda. Mereka jenius, dengan indeks prestasi 4,0 atau mendekati, tetapi belum punya hati. Semua masih berpusat pada dirinya sendiri, pada kelompoknya sendiri, pada unitnya sendiri, pada prestasinya sendiri.

Sedih? Ya, tentu sedih. Tetapi harus diterima dan ditelan dengan sabar dan ikhlas. Itu kenyataan jaman sekarang. Yang tua, yang hatinya sudah matang, justru harus dengan “legowo” menyingkir demi anak muda, dengan harap-harap cemas, smoga mereka lekas memiliki hati, hati yang mau terluka untuk sesama, bukan hanya untuk diri sendiri!