(HATI YANG MAU TERLUKA bag 2)
Percuma menunggu "Hati yang Mau Terluka". Hati yang sejuk-nyaman saja
susah ditemui di sini. Apalagi hati yang mau terluka. Sudah tertutup. Sudah
mati. Sudah tidak ada hati (lagi)....
Aku yakin, jawaban : “tidak
bisa, nanti banyak orang lain yang meminta hal yang sama...” bukan bahasa beliau. Beberapa bulan
yang lalu, jawaban itu diucapkan oleh pembisik pimpinan, ketika seorang teman
meminta dana olah raga. Jadi itu jelas jawaban si kroco yang di bawah. Pimpinan hanya
tinggal menyampaikan saja.
Keterlaluan. Semua di-gebyah-uyah, digenerasilir. Tidak melihat kasus
per kasus!
Ceritanya begini: seorang karyawan menulis permohonan agar diijinkan
menggunakan fasilitas pinjaman pengobatan tahun 2013, karena plafond 2012 sudah
habis. Hal itu terpaksa dimohonkan karena take-home-pay dari gaji ybs sudah
tidak memungkinkan lagi untuk menambah pinjaman. (lihat potongan pada tulisan sebelumnya:
HATI YANG MAU TERLUKA).
Jawabannya seperti yang aku tuliskan di atas itu. Lebih jauh diminta
kepada ybs. untuk menggunakan fasilitas uang muka. Jelas itu saran yang meremehkan kemanusiaan!
Menyarankan dengan mata merem. Orang itu memang pembunuh berdarah dingin, sejak
dulu!
Duh Gusti, mohon ampun...! Sungguh keterlaluan! Sudah tidak ada hati.
Sudah mati!