Ruang
rapat kami hari itu berbentuk huruf “U”. Peserta rapat hadir satu per satu
menempati tempat duduk pada bagian hurug U yang tertutup. Bagian huruf U yang
terbuka tidak dipilih oleh peserta karena disana ada screen. Orang mengetahui
disana tempatnya para pimpinan.
Tiba-tiba
ada seorang peserta rapat langsung duduk di ujung huruf “U” yang terbuka itu,
dan yang jelas orang tersebut bukan salah satu dari pimpinan. Orang-orang yang
sudah hadir lebih dulu merasa agak aneh. Teman di sebelah kiriku berkomentar
bisik-bisik, dan aku hanya menjawab singkat: “ia sudah merasa dirinya
berbeda..”
Dugaan
kami semua salah. Ternyata para pimpinan yang datang agak paling akhir justru
menempati tempat duduk pada huruf “U” yang lain, yang tertutup. Orang yang duduk
menyendiri pada pojok huruf “U” yang terbuka juga kelihatan kecewa, tepatnya kecele.
Rapat
dibuka oleh pimpinan tertinggi. Pertama ucapan selamat pagi. Yang kedua: “saya
mengucapkan selamat kepada orang yang duduk paling ujung yang telah lulus dari
studi lanjutnya..” semua peserta rapat tepuk tangan panjang dan meriah. Teman
di sebelah kiriku kembali berbisik: “aku tahu sekarang kenapa dia duduk
menyendiri di sana…” dan aku hanya bisa menginjak ujung sepatunya, sambil
berdiri mengikuti peserta rapat lainnya yang akan memberikan ucapan selamat
sambil menyalaminya…