Hanya terang cahaya yang dapat mengalahkan kegelapan. Semua
kegelapan demi kegelapan dalam hidupku mendapatkan terang cahaya, sehingga aku
bisa kembali melihat jalan. Ya, terang cahaya itu telah menuntunku di jalan
yang benar di dalam perjalanan hidupku menuju sebuah tempat yang serba
membahagiakan. Bukankah setiap orang sedang berusaha mengarahkan tujuan
hidupnya menuju kebahagiaan?
Melalui Dia, aku melihat cahaya itu. Dia menuntunku kepada
tujuan hidupku. Aku melihat jalan itu, karena terang cahaya-Nya. Setiap kali aku
melupakan-Nya, maka gelaplah hidupku. Tapi begitu aku jalan bersama-Nya,
lenyaplah kegelapan itu. Maka hidupku penuh rasa syukur, betapapun banyak
hujat-maksiat di sekelilingku.
Sepanjang hidup-Nya, Dia dihujani dengan hujatan dan
kemaksiatan. Walau begitu aku tetap melihat Dia lurus. Dia konsisten, benar
dikatakan benar, salah dikatakan salah. Yang salah tidak disalah-salahakan,
tidak disingkiri, tidak dibenci, tapi diampuni, diberi pengertian bahwa itu
salah untuk tidak diulangi lagi. Dia mementingkan pertobatan batin, dan Dia
mengetahui batin seseorang.
Aku mengikuti-Nya, karena Dia menerangi hidupku. Apapun yang
Dia lakukan tetap menerangi alam sekitarnya. Cahaya yang terpancar dari
diri-Nya begitu terang. Sering kali orang tidak menyadari bahwa terang cahaya
itu berasal dari-Nya.
Dia adalah terang cahaya abadi. Sejak dalam proses
penciptaan, dimana pada awal mulanya dunia ini gelap gulita, Dia muncul sebagai
cahaya terang. Dan baru nyata terlihat pada dua ribu tahun yang lalu, saat Dia
hadir di tengah-tengah umat manusia, sampai sekarang.