Sabtu, Januari 31, 2009

SADISME

Tanggal 27 Januari 2009.

Jam 12.30 saya di TU Fakultas Teknik mendengarkan keluhan Pak Zulkifli tentang parkir di kampus. Saya cuek karena sama sekali tidak percaya pada isu yang dilontarkan. Dalam benak saya mengatakan, tidak mungkin sampai sesadis itu terhadap karyawan dan dosen!


Tanggal 29 Januari 2009.

Saya membaca edaran. Sungguh di luar dugaan: ternyata apa yang dibicarakan di FT itu benar2 terjadi!!!

Karyawan dan Dosen Tetap hanya boleh mendaftarkan 1 kendaraan untuk parkir gratis. 1 motor atau 1 mobil saja. Tidak bisa dua2-nya. Kalau pada satu hari ada 2 kendaraan atau lebih secara bersamaan, walaupun berbeda waktu, masuk ke Unpar, maka harus membayar parkir!


Boleh berlangganan: Mobil Rp. 50.000,- dan Motor Rp. 25.000,- per bulan.


Ini sebuah penyakit juga, namanya SADISME. Di kala orang lain memikirkan bagaimana meningkatkan kesejahteraan pegawainya, orang ini selalu berpikir BAGAIMANA MEMBUNUH SESAMANYA! Bagaimana tidak! Karyawan dan Dosen Tetap yang telah mengabdikan dirinya di lembaga ini masih harus direcoki dengan pembayaran parkir, yang memarkir kendaraan di halamnnya sendiri. Sungguh keterlaluan!!!


SADISME. Ia hanya memikirkan bagaimana dirinya bisa mempertahankan sebuah jabatan, bagaimanapun caranya. Dengan memakan sesamanya, dengan perbuatan yang sungguh2 tercela. Mengabaikan hati-nurani, dan menolak kemanusiaan.


Minggu, Januari 18, 2009

SAKIT PENYAKIT

Ada penyakit yang inginnya menyakiti orang lain
setiap saat mencari kesempatan untuk menyakiti
kalau perlu membunuh sesamanya pelahan-lahan
semakin korbannya menderita semakin puas hatinya

Ketika melihat kemapanan hari-hari
: orang sakit sembuh, yang kekurangan menjadi kecukupan
penyakitnya sering kambuh tiba-tiba

Memang akhir-akhir ini sakitnya menjadi-jadi
ia selalu kasak-kusuk ke setiap atasan yang mapan
menanam pengaruh di lahan subur jiwa yang lapar
merobek ketenangan berkarya di Unpar

Ada saja penyakit yang inginnya membunuh
membunuh karakter, membunuh keteraturan
dan menghidupkan kegelisahan hati yang tenteram
menina-bobokkan kekacauan sukma yang gersang

bandung, permenungan panjang selama libur akhir tahun 2008

Minggu, Januari 04, 2009

SYUKURKU 2008

Selama libur panjang akhir tahun 2008,

aku ingat akan hari-hari terakhir sebelum libur

Mas Koes dan Mas Wisnu, sahabat2 terbaikku

yang mengomentari isi blog-ku:

sebagai “barisan sakit hati” terhadap isi Saat-saat sendiri dan sepi.


Tak mengapa karena memang aku selama tahun 2008 ini

telah banyak terluka dan disakiti.


Jika diteruskan, kok tidak ada rasa syukur di dalamnya?


Justru inilah ungkapan rasa syukur dan kecintaanku pada institusi ini:

agar tragedi demi tragedi pada jaman ini tak terulang lagi

agar semakin hari menjadi hari yang lebih dinanti

karena di sana terbitlah matahari yang menghidupi.


Tulisan-tulisanku itu adalah sejarah hitam hidupku

yang semoga tak teralami oleh teman seperjalananku


Itu adalah catatan ungu

yang mencederai keindahan langit biru

yang begitu kaku membelenggu seluruh jiwaku

: yang termangu melihat manusia-manusia beku


Harapanku kini sampai tetes embun terakhir

smoga para pemimpin negeri ingat rakyat kecil

yang begitu lugu menerima nasib sebagai takdir


Dan aku akan sabar menanti

kapan bumi menjadi subur didiami

langit tidak lagi membakar siang hari

dan udara menjadi sahabat sejati

tidak ada desah dari hati

semua menatap rindu surgawi