Cucu1 : Pastilah
yang menang Good Speech, karena dimana-mana yang menang adalah kebaikan.
Kakek : Salah!
Kalau kamu, siapa yang menang?
Cucu2 : Kalau
begitu yang menang pasti Hate Speech! (sambil mengejek ke kakaknya)
Kakek : Salah!
Cucu1 dan Cucu2 : Siapa kek yang menang?
Kakek : Tergantung!
Tergantung
siapa yang makan banyak. Kalau Good Speech yang makan banyak kata-kata manis,
menghibur, kata-kata yang menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran, raksasa
ini menjadi sehat dan kuat. Dia pasti akan menjadi pemenang.
Sebaliknya,
kalau Hate Speech yang makan banyak kata-kata kebencian, kebohongan, hoax, kepalsuan
dan kata-kata hasutan dan kesesatan, dialah yang akan memenangkan perkelahian
itu, karena dia akan berbadan gemuk dan kuat.
Cucu1 : Oiya, ya… Bener kek, bener kek…
Cucu2 : Dan di negara kita ini raksasa yang bernama
Hate Speech akan menang, karena mayoritas warga negara lebih senang berbicara
bohong, menipu dan penuh kepalsuan. Warga negara di negara ini mudah sekali
mempercayai Hate Speech daripada Good Speech.
Kakek : (dalam hati) Cucu-cucuku pinter. Hati nuraninya
masih jernih. Semoga kedua cucuku ini tumbuh dan selalu memberi makan raksasa
Good Speech.
(dari homili Mgr Anton dalam misa syukur dies natalis 25th FTI
dan FTIS, 20-04-2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar