Tanggal 27 Januari 2009.
Jam 12.30 saya di TU Fakultas Teknik mendengarkan keluhan Pak Zulkifli tentang parkir di kampus. Saya cuek karena sama sekali tidak percaya pada isu yang dilontarkan. Dalam benak saya mengatakan, tidak mungkin sampai sesadis itu terhadap karyawan dan dosen!
Tanggal 29 Januari 2009.
Saya membaca edaran. Sungguh di luar dugaan: ternyata apa yang dibicarakan di FT itu benar2 terjadi!!!
Karyawan dan Dosen Tetap hanya boleh mendaftarkan 1 kendaraan untuk parkir gratis. 1 motor atau 1 mobil saja. Tidak bisa dua2-nya. Kalau pada satu hari ada 2 kendaraan atau lebih secara bersamaan, walaupun berbeda waktu, masuk ke Unpar, maka harus membayar parkir!
Boleh berlangganan: Mobil Rp. 50.000,- dan Motor Rp. 25.000,- per bulan.
Ini sebuah penyakit juga, namanya SADISME. Di kala orang lain memikirkan bagaimana meningkatkan kesejahteraan pegawainya, orang ini selalu berpikir BAGAIMANA MEMBUNUH SESAMANYA! Bagaimana tidak! Karyawan dan Dosen Tetap yang telah mengabdikan dirinya di lembaga ini masih harus direcoki dengan pembayaran parkir, yang memarkir kendaraan di halamnnya sendiri. Sungguh keterlaluan!!!
SADISME. Ia hanya memikirkan bagaimana dirinya bisa mempertahankan sebuah jabatan, bagaimanapun caranya. Dengan memakan sesamanya, dengan perbuatan yang sungguh2 tercela. Mengabaikan hati-nurani, dan menolak kemanusiaan.
2 komentar:
Sadisme,bagi saya istilah ini terlalu berat/ keras atau terlampau berlebihan untuk memberi muatan ataupun kandungan atas pengertian tentang isu ataupun nantinya bakal beneran tentang jatah parkir gratis untuk setiap karyawan hanya boleh mendaftarkan 1 mobil dan 1 spd mtr saja, bagi saya hal itu wajar-2 saja dalam rangka meningkatkan effisiensi dari sisi perparkiran Unpar ini. Ataukah memang hati saya ini yang sudah tumpul utk merasakan hal-2 yang bergejolak disekeliling kita ini.Ditinjau dari character, mungkin saya adalah salah satu orang yang susah melihat segala sesuatu yang spektakuler ( mengagumkan ),sehingga segala sesuatu yang terjadi didunia ini selalu saya anggap lumrah dan wajar.Maka didalam keyakinan saya apabila seseorang itu keluar dari hal-hal yang lumrah dan wajar maka dia harus siap menerima konsekuensinya yaitu: tantangan, rintangan, dan banyak masalah yang disebabkan karena ulahnya sendiri.
Dalam puluh tahun terakhir dari sisa kehidupan saya didunia ini, saya sedang belajar terus tentang bagaimana lebih banyak memahami orang lain, bukan seperti saat muda saya yang selalu ingin dipahami oleh orang lain, dan hanya dengan cara lebih banyak memahami orang lain niscaya hidup kita akan selalu mendapatkan karunia Rahmat dari TUHAN.
Soal jatah parkir pegawai yang hanya gratis 1 mobil dan 1 spd mtr saja, juga berdampak pada dompet saya, karena kalau bln-2 kemaren Wawan & Novi kuliah setiap hari dengan parkir spd mtr gratis, maka mulai bln Febr ini saya hrs menambahkan kedalam uang saku masing-2 sebesar Rp.50.000 x 2 = Rp.100.000,- ,tetapi saya tetap masih untung sebab mulai bln. Januari 2009 Gaji saya naik sktr. Rp.500.000,-. Jadi dengan kata lain setiap bulannya saya masih untung Rp.400.000,- .
Itulah komentar isi hati saya, dan salam permakluman.
Pak Mo.
Makasih Mas Koes. Komentnya bagus. Juga bagus untuk direnungkan.
Jangan bosan memberi koment ya
agar hidup ada keseimbangan...
salam
Posting Komentar