By Romo
Ferry Sutrisna Widjaja Pr on July 2, 2014 | 130 views
TANGGAL 24 Mei 2014 di Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta,
Pastor Anton Subianto Bunyamin OSC, Provinsial Ordo Salib Suci Propinsi Sang
Kristus di Indonesia, menghadap Nuntius Mgr. Antonio Guido Filipazzi, Duta
Besar Vatikan untuk Indonesia. Pertemuan dua orang yang dilindungi St. Antonius
tersebut sangat penting karena membuka babak baru perjalanan Gereja Keuskupan
Bandung.
Nuntius
menyampaikan kabar bahwa Bapa Suci Paus Fransiskus telah menunjuk Pastor Anton
menjadi Uskup Bandung: “The Holy Father appoints you as a new bishop of
Bandung!”.
Setelah hening
beberapa saat, tak tahu apa yang harus dikatakan, Pastor Anton spontan
menjawab, “I am a servant of the Church. Whenever the Church needs me, I will
make myself available. Whatever the Holy Pope asks me to do something, I will
do.”
“Saya ini
pelayan Gereja. Kapan saja Gereja membutuhkan saya, saya siap menyediakan diri.
Apapun yang diminta Bapa Suci dari saya, saya akan melakukannya.”
Tanpa meminta
Pastor Anton ke kapel untuk berdoa seperti kebiasaan yang dialami uskup lain,
Nuntius menyimpulkan bahwa Pastor Anton bersedia menerima pengangkatan
tersebut.
Pastor Anton
lalu diminta menulis surat resmi kepada Bapak Paus Fransiskus untuk mengucapkan
terima kasih dan menyatakan kesediaannya. Antara lain Pastor Anton menulis apa
yang telah dikatakan kepada Nuntius.
Nuntius juga
menyampaikan pesan yang penting kepada Pastor Anton dengan mengatakan, “Now you
are no longer a Crossier, but a diocesan. You have to think broader in a
diocesan perspective.”
“Sekarang
saudara bukan lagi seorang OSC, melainkan seorang diosesan. Saudara harus
berpikir lebih luas dengan perspektif keuskupan.”
Anugerah luar
biasa bagi Gereja Keuskupan Bandung ini baru diumumkan tanggal Selasa 3 Juni,
persis di hari 1 tahun meninggalnya Ibunda Pastor Anton.
Dalam SMS
jawaban pada mereka yang memberi selamat, Pastor Anton menulis di antaranya:
“Ini adalah rahmat yang luar biasa dan juga salib yang indah yang mesti saya
jalani dengan sukacita dan rasa syukur. Tolong doakanlah saya!”
Demikian pun
kepada Nuntius sewaktu menyampaikan rencana tanggal tahbisan (25 Agustus 2014),
pada tgl 5 Juni 2014 Pastor Anton mengatakan: “Thanks a lot for your prayer and
support to me as the bishop of Bandung. It is a wonderful grace and also a
beautiful cross for me that I have to carry out with joy and gratitude.”
Paroli St.
Odilia Cicadas
Kita sekarang
mempunyai Uskup Bandung yang baru, Mgr. Anton Subianto Bunyamin OSC ! Syukur
kepada Allah yang telah memilih puteranya yang terbaik untuk membuka babak baru
sejarah Gereja Keuskupan Bandung yang saat ini berusia 82 tahun.
Mgr. Anton lahir
di Bandung 14 Februari 1968, masuk OSC 18 juli 1988, kaul kekal sebagai OSC 28
Agustus 1994, dan ditahbiskan sebagai imam di Gereja Sukajadi di Bandung 26
Juni 1996 oleh alm. Mgr. A.Djajasiswaja.
Mgr. Anton
dibesarkan di keluarga sederhana dengan sebelas orang bersaudara yang berasal
dari Paroki St. Odilia, Cicadas, Bandung. Ayahandanya meninggal 11 tahun yang
lalu. Semua saudaranya saat ini bekerja di Jakarta. Dua saudaranya berdomisili
di Bandung di Taman Kopo Indah, Paroki St. Martinus, Bandung meskipun juga
bekerja di Jakarta.
Mgr. Anton yang
tidak mempunyai lagi orang tua dan masih muda dengan usianya yang 46 tahun dan
sebentar lagi diharapkan menjadi “bapak” bagi umat, imam, dan masyarakat di
Keuskupan Bandung.
Bakat
kepemimpinannya menonjol sejak aktif sebagai putra altar dan anggota Legio
Maria di Cicadas. Ia sempat menjadi ketua OSIS (Bidel Umum) di Seminari
Mertoyudan Magelang. Ia dikenal cerdas dan menyelesaikan studi Sarjana Filsafat
dan Teologi di Unpar Bandung, Lisensiat Filsafat di Leuven Belgia (1996-1998),
dan Doktor Filsafat di Roma (2004-2007) yang semua diselesaikannya dengan
cepat.
Mgr. Anton
pernah menjadi Pastor Gereja Mahasiswa Bandung dan Pimpinan Lembaga
Pengembangan Humaniora Unpar. Ia sempat bersemester pastoral di Keuskupan Agats.
Sampai saat ini masih Sekretaris Yayasan dan Direktur Eksekutif Yayasan Salib
Suci yang mempunyai 69 sekolah di wilayah Keuskupan Bandung dan Sekretaris
Dewan Pembina Yayasan Universitas Katolik Parahyangan.
Di lingkungan
APTIK, Mgr. Anton sempat menjadi anggota Badan Pengurus APTIK (2011-2014) dan
baru terpilih sebagai anggota Pengawas APTIK (2014-2017). Mgr. Anton memang
belum pernah menjadi pastor paroki. Ia hanya sempat berpastoral sebagai diakon
selama 6 bulan dan dilanjutkan sesudah ditahbiskan sebagai pastor pembantu
selama 3 bulan di Paroki Subang di tahun 1996 sampai keberangkatannya ke Belgia
untuk studi.
Dapat dikatakan
rekam jejaknya adalah terutama kepemimpinan di lingkungan OSC dan lembaga
pendidikan. Namun dalam sejarah Gereja Keuskupan Bandung Mgr. Anton praktis
selalu menjadi anggota Panitia Pengarah Musyawarah Pastoral dan selalu ikut
merumuskan dokumen akhirnya. Ia pandai merumuskan dengan tajam dan memberikan
penjelasan dengan kata-kata yang inspiratif.
Dapat dikatakan
Mgr. Anton dilahirkan, dibesarkan, dan sungguh ikut dalam dinamika Gereja
Keuskupan Bandung yang segera akan dipimpinnya sebagai seorang uskup diosesan.
Sebagai provinsial OSC, Mgr. Anton juga berkesempatan mengenal berbagai
keuskupan di Indonesia, khususnya Agats, Jakarta, Sibolga, Medan, dan Timika.
Pengalaman
studi di Belgia dan Roma pasti memberinya pengalaman global selain sebagai OSC
pernah mengunjungi dan mempelajari berbagai negara yang dilayani OSC termasuk
di Brasil. Ia malahan sebenarnya diperkirakan akan dipilih menjadi Magister
General OSC. Mgr. Anton yang sungguh memahami dinamika dan mencintai OSC
sekarang diharapkan siang malam berpikir untuk perkembangan Keuskupan Bandung.