Rabu, Februari 01, 2017

Yesus Sumber Kekuatan Bagiku


Pertanyaan siapa Yesus Kristus bagi saya, itulah pertanyaan yang diajukan oleh Rm Iwan untuk saya jawab dengan tulisan ini. Satu sisi pertanyaan itu mudah dijawab dengan jawaban-jawaban yang sudah diterima dalam pelajaran-pelajaran agama. Di sisi lain pertanyaan itu sulit dijawab karena jawaban itu harus bertolak dari pengalaman iman diri saya.

Pada tahun 1993, saya terkena fitnah yang sangat keji di tempat saya bekerja. Hampir tiap hari saya dipanggil oleh para pimpinan untuk diwawancara, diinterogasi seperti halnya seorang penjahat. Di hadapan pimpinan saya seperti seorang pencuri, seperti seorang koruptor kelas kakap; saya dituduh menerima uang sogokan.

Pada waktu itu hidup saya sudah tidak ada harapan, bingung, sedih dan letih. Semua teman menyarankan supaya saya tetap fokus, tetap tenang. Mereka menyemangati saya, mendorong saya agar saya tetap kuat menghadapi cobaan ini. Di satu sisi saya sangat berterima kasih kepada teman-teman saya, disisi lain saya seperti tidak kuat menanggung beban hidup ini.
Di rumah, saya melihat istri saya selalu berdoa, dan saya mengetahui dengan pasti bahwa dia sedang berdoa bagi diri saya. Berhari-hari berlangsung demikian. Maka saya mulai meniru kebiasaan istri saya. Saya mulai berdoa, mohon kekuatan, kesabaran dan kateguhan. Sebelum tidur, di kala terbangun tengah malam dan pagi hari setelah bangun tidur, saya mengikuti kebiasaan istri untuk berdoa.

Doa saya mulai membuahkan hasil. Setiap dipanggil untuk menghadap pimpinan hati saya menjadi tenang. Semua pertanyaan dapat saya jawab dengan baik, tidak gugup, dengan bahasa yang lebih teratur. Saya merasa telah dikuatkan oleh doa saya kepada Yesus. Saya menjadi berani mengungkapkan kebenaran.

Semenjak saat itu, saya meyakini bahwa Yesus adalah sumber kekuatan dalam diri saya.

Peristiwa kedua yang terjadi di awal tahun 2000 pun sama. Saya divonis oleh dokter bahwa saya harus menjalani oprasi jantung “bypass”. Ketakutan luar biasa saya alami beberapa hari menjelang oprasi. Semakin dekat dengan hari yang sudah ditentukan untuk oprasi, ketakutan dan kekawatiran dalam diri saya semakin parah.

Sehari sebelum oprasi, pada saat saya sudah diopname di rumah sakit, saya berdoa mohon kekuatan kepada Tuhan Yesus, dan juga berdoa rosario. Pagi harinya, saya menjadi tenang, penuh dengan kepasrahan, tidak ada rasa cemas dan takut lagi. Dan oprasi jantung berjalan dengan lancar tidak ada kelainan apapun juga.

Sampai hari ini saya selalu bersyukur, karena Yesus sungguh menjadi sumber kekuatan bagi saya.

Tidak ada komentar: